MENAHAN MARAH,
MEMA’AFKAN, DAN BERBUAT BAIK
ADALAH KESATUAN
NILAI YANG MENDASARI KETAKWAAN
|
Oleh : SUHELI, S.Pd.I
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الله اكبر، الله اكبر، الله اكبر، الله اكبر، الله
اكبر، الله اكبر، الله اكبر، الله اكبر، الله اكبر، لا إله إلا الله والله اكبر،
الله اكبر و لله الحمد .
الحمد لله الذى فرض على المؤمين صيام رمضان ،
ووفقنا فيه إلى الأعمال الصالحات التى سنها رسوله الكريم الأمين ، أشهد أن لا إله
إلا الله وحده لا شريك له الملك الحق المبين ، وأشهد أن محدا عبده ورسوله الذى
أرسله رحمة للعا لمين ، اللهم صل وسلم على هذا النبي الكريم سيدنا محمد أشرف
الأنبياء والمرسلين ، وعلى آله وأصحابه وأمته أجمعين ، أما بعد : فيا أيها
الحاضرون ! اتقوا الله حق تقاته ولا تموتن إلا وأنتم مسلمون ، وبادروا بالأعمال
الصالحات يرحمكم برحمته ويغفر لكم ذنوبكم ويدخلكم جنة تجري من تحتها الأنهاروذلك
الفوز العظيم .
قال الله تعالى في القرآن الكريم ، أعوذ با الله
من الشيطان الرجيم :ياأيّها النّاس اتقوا ربّكم الذى خلقكم من نفس واحدة وّخلق
منها زوجها وبث منهما رجالا كثيرا ونسـاء ، واتقوا الله الذى تساء لون به والأ
رحام إنّ الله كان عليكم رقيبا.
Hadirin Kaum Muslimin, Muslimat Jama’ah Idil Fitri Rahimakumullah
!
Fajar 1 Syawwal 1432 H telah menyingsing di ufuk timur. Saat ini
kita semua berada dihari yang agung. Hari ini Allah ’Azza wa Jalla
memperlihatkan kemuliaan dan keagungan-Nya, dimana seluruh ummat TAUHID di
segenap penjuru dunia bersedia untuk bangkit secara serentak menggemakan dan
mengumandangkan kalimat takbir, tahlil, tahmid dan tasbih yang merupakan
refleksi dan realisasi rasa syukur, sebagai ungkapan kesadaran, keyakinan serta
merupakan panji-panji kemenangan dan kejayaan ummat Islam.
Untuk itu, marilah kita panjatkan rasa syukur kita kepada Allah
SWT. atas segala ni’mat yang telah diberikan-Nya kepada kita, terutama pada
hari ini, setelah kita semua menyelesaikan ibadah puasa Ramadhan sebulan penuh,
kita berkumpul di tempat sini duduk bersimpuh mengagungkan Asma-Nya, menyatakan
dan mengakui kebesaran-Nya. Sungguh Maha Besar Allah yang kebesaran-Nya tidak
tertandingi; Sungguh Maha Pemurah Allah yang nikmat-Nya tiada terhingga.
وإن تعدوا نعمة الله لا تحصوها
Kita bersyukur telah mampu menyelesaikan ibadah di bulan Ramadhan
pada tahun ini, dan Insya Allah ibadah kita diterima oleh Allah sehingga kita
menjadi orang-orang yang memperoleh keberuntungan, kebahagiaan dan menjadi
orang-orang yang kembali kepada kesucian. Baginda Rasul SAW. telah menjanjikan
bahwa orang-orang yang di siang hari bulan Ramadhan berpuasa, dan melaksanakan
shalat di malam harinya dengan dasar iman dan mengharap keridoan Allah semata, maka akan diampuni dosa-dosanya, dia menjadi
bersih dan suci kembali laksana bayi yang baru dilahirkan oleh ibunya.
من صامه وقامه إيمانا واحتسابا خرج من ذنوبه كيوم
ولدته أمه
Fitrah adalah yakni suatu potensi yang diberikan oleh Allah kepada
setiap manusia sejak dilahirkan ke muka bumi ini; potensi yang bebas dari
segala noda dan dosa, yangdengan potensi ini manusia mempunyai kecenderungan
untuk beriman kepada Sang Khaliq dan untuk senantiasa berbuat baik.
كل مولود يولد على الفطرة
فأبواه يهودنه أو ينصرنه أو يمجسنه
“Setiap anak terlahir dalam keadaam fitrah. Maka orangtuanyalah
yang akan menjadikan dia yahudi, nasrani, dan atau majusi”.
Fitrah bukan suatu keadaan diantara kebaikan dan kejahatan atau
keburukan, akan tetapi fitrah adalah kekuatan yang berisi kecenderungan kepada
kebaikan. Oleh karena itu, sebagian besar ulama berkeyakinan bahwa seseorang
yang meninggal sebelum dia mukallaf maka dia akan masuk syurga dengan sebab
fitrahnya yang belum ternodai oleh kesalahan dan dosa. Demikian pula, kalau
kita mampu mempertahankan kondisi fitrah yang kita peroleh setelah berpuasa di
bulan Ramadhan, pada saat kita dipanggil menghadap Allah ‘Azza wa Jalla, dengan
kesalahan-kesalahan yang sudah terampunkan, kitapun akan sama seperti bayi yang
memperoleh keridhaan dan syurga-Nya. Maka, alangkah gembira dan bahagianya
orang-orang yang memperoleh derajat seperti ini, sebagaimana dikatakan
Rasululullah SAW. bahwa bagi mereka orang yang berpuasa ada dua kegembiraan;
yaitu kegembiraan ketika idul fitri dan kegembiraan ketika bertemu dengan Allah
di akhirat nanti yang ketika itu orang-orang yang berpuasa termasuk golongan
yang diistimewakan.
للصائم فرحتان فرحة عند فطره وفرحة عند لقاء ربه .
الله اكبر الله اكبر الله
اكبر ولله الحمد
Hadirin Kaum Muslimin, Muslimat Jama’ah Idil Fitri Rahimakumullah
!
Di pagi hari yang cerah ini, ketika kita mendengar takbir
dikumandangkan, tahlil, tahmid dan tasbih serta puji-pujian kepada Allah
dilantunkan, ada sebersit rasa haru dan penyesalan yang muncul di hati
khususnya mereka yang telah ditinggal oleh kedua orang tua, sanak saudara atau
orang-orang yang dicintai. Terbayang ketika mereka masih hidup, biasanya kita
datang dan duduk bersimpuh di pangkuan ayah dan bunda seraya menyampaikan
permohonan ampun serta maaf atas kesalahan dan kekhilafan kita sebagai anak yang
terkadang berbuat dan berkata melukai hati mereka. Kita mengucapkan terima
kasih atas pengorbanan yang mereka berikan kepada kita tanpa mengharap balas
jasa. Sulit untuk kita lupakan perjuangan berat mereka menyayangi dan mendidik
kita sewaktu masih kecil, terlalu besar pengorbanan mereka untuk kita abaikan.
Oleh karenanya, di pagi hari yang fitri ini sudah seharusnya kita memanjatkan
do’a kepada Allah SWT. untuk mereka.
Ya Allah ya Rabbana, ampunilah dosa-dosa kami dan dosa kedua
orangtua kami. Sayangilah mereka sebagaimana mereka menyayangi kami
diwaktu kecil
اللهم اغفر لنا ذنوبنا ولوا لدينا وارحمهما كما
ربيانا صغارا
Di hari raya Fitri seperti ini, kita juga biasanya saling
berkunjung dan bersalam-salaman dengan sanak saudara, handai tolan, tetangga, teman-teman
dan rekan-rekan kita untuk saling
memaafkan kesalahan dan melupakan segala ganjalan yang
kemungkinan ada dalam hati. Kita rajut kembali tali persaudaraan yang pernah
kusut diantara kita, kita bangun kembali keharmonisan yang pernah terusik diantara
kita; kita pertebal kembali rasa kebersamaan yang pernah luntur diantara kita
dengan mempererat Silaturrahim.
Silaturrahim bukan sekedar bersentuhan tangan atau memohon maaf
semata. Tetapi ada sesuatu yang lebih hakiki dari itu semua, yaitu aspek mental
dan keluasan hati sesuai dengan asal kata dari silaturrahim itu sendiri, yaitu
shilat atau washl, yang berarti menyambungkan atau menghimpun, dan ar-rahiim
yang berarti kasih sayang.
Makna menyambungkan menunjukkan sebuah proses aktif dari sesuatu
yang asalnya tidak tersambung. Menghimpun mengandung makna sesuatu yang
tercerai-berai dan berantakan menjadi bersatu dan utuh kembali.
Kalau orang lain mengunjungi kita dan kita balas mengunjunginya,
ini tidak memerlukan kekuatan mental yang tinggi. Boleh jadi kita melakukannya
karena merasa malu atau merasa berhutang budi kepadanya. Namun, bila ada orang
yang tidak pernah bersilaturrahim kepada kita, lalu dengan sengaja kita
mengunjunginya walaupun harus menempuh jarak yang sangat jauh dan melelahkan,
memerlukan pengorbanan yang tidak sedikit, baik waktu, tenaga dan materi,
apalagi kalau kita bersilaturrahim kepada orang yang membenci kita, seseorang
yang sangat menghindari pertemuan dengan kita, lalu kita mengupayakan diri
untuk bertemu dengannya, maka inilah yang disebut silaturrahim yang sebenarnya.
Hidup kita tidak akan tenang kalau silaturrahim terputus, karena
dengan terputusnya silaturrahim, di dalam hati seseorang akan tersimpan
kebenciaan dan rasa permusuhan. Apabila dalam suatu lingkungan masyarakat ada
beberapa orang yang sudah tidak saling tegur sapa, saling menjauhi, di belakang
sudah saling menohok, menggunjing, dan memfitnah, maka rahmat Allah akan jauh.
Dalam skala yang lebih luas, dalam lingkup sebuah organisasi atau
bahkan suatu negara, bila didalamnya sudah ada kelompok yang saling jegal,
saling fitnah, atau saling menjatuhkan, maka dikhawatirkan bangsa dan negara
akan hancur berantakan dan terputus dari rahmat serta pertolongan Allah SWT.
Silaturrahim adalah kunci terbukanya rahmat dan pertolongan Allah
SWT. Dengan terhubung dan terpeliharanya silaturrahim, maka ukhuwah Islamiyah
akan terjalin dengan baik. Bagaimana pun besarnya umat Islam secara
kuantitatif, sama sekali tidak akan ada artinya bila didalamnya tidak ada
persatuan yang kokoh dan kerjasama satu sama lain untuk menyelesaikan
permasalahan dan untuk taat berbakti kepada Allah.
Sebagai umat yang besar, kaum muslimin diharuskan ada yang terjun
ke dunia dan bidang politik, ekonomi, hukum, dan sebagainya, karena tanpa itu
kita akan dipermainkan dan kepentingan kita tidak ternaungi secara legal
didalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Namun demikian, berbagai kelompok
yang ada harus dijadikan sarana berkompetisi untuk mencapai satu tujuan mulia,
tidak saling menghancurkan dan berperang, bahkan lebih senang berkoalisi dalam
arti positif dengan pihak lain.
Sebagai umat yang taat, kita berkewajiban untuk mendukung segala
kegiatan yang menyatukan langkah berbagai kelompok kaum muslimin dan mempererat
tali persaudaraan diantara kita semua.
الله اكبر الله اكبر الله
اكبر ولله الحمد
Hadirin Kaum Muslimin, Muslimat Jama’ah Idil Fitri Rahimakumullah
!
Memaafkan orang lain yang telah berbuat sewenang-wenang terhadap
kita merupakan suatu sikap yang paling mulia di dalam Islam. Sikap ini tidak
akan bisa dilakukan kecuali oleh orang-orang yang bersih hatinya, dimana ia
lebih menyukai kebaikan ketimbang membalas kejahatan orang lain. Dan lebih baik
lagi dari ini adalah berbuat baik kepadanya setelah terlebih dahulu memaafkan
kesalahannya.
Ketika usai perang Uhud,
Rasulullah SAW. menemukan jenazah pamannya tercinta, Hamzah bin Abdul
Muthalibsudah dalam keadaan rusak. Beliau pun menjadi sangat sedih hingga
wajahnya tertunduk dan Rasulullah pun menjadi teramat sangat marah hingga ia
mengeluarkan sebuah janji bahwa akan membalas menganiaya kaum Quraisy dengan
cara yang belum pernah manusia lakukan, padahal Rasulullah SAW. begitu kuat
menahan siksaan berbagai perlakuan tidak baik dari kaum Quraisy bahkan
memaafkannya. Tapi Allah kemudian menurunkan firman-Nya :
واٍن عاقبتم فعاقبوا بمثل ماعوقبتم به ولئن صبرتم
لهوخيرللصا برين
''Dan jika kamu melakukan pembalasan, balaslah seperti yang mereka
lakukan kepadamu. Tetapi jika kamu bersabar, maka kesabaranmu itu lebih baik
bagimu”.
وا صبروما صبرك اٍلا
بالله ولا تحزن عليهم ولا تك في ضيق ممَا يمكرون
Dan hendaklah kamu tabahkan hatimu,
dan hendaklah ketabahan hatimu itu karena berpegang kepada Allah. Jangan pula
kamu bersedih hati terhadap perbuatan mereka. Jangan pula kamu bersesak dada
terhadap apa yang mereka rencanakan''.
Nabi SAW. pun akhirnya mengumpulkan
kaum Muslimin dan menyampaikan pidato yang berisi larangan melampiaskan amarah
dan dendam dengan melakukan penganiayaan biadab terhadap mayat-mayat musuh.
Hadirin Kaum Muslimin, Muslimat Jama’ah Idil Fitri Rahimakumullah
!
Dalam Islam, sikap menahan amarah
mempunyai posisi dan peran yang sangat penting. Menahan amarah akan menjadikan
seseorang sanggup menahan diri untuk tidak melakukan tindakan tercela dalam
bentuk apapun.Menahan marah, memaafkan, dan berbuat baik adalah kesatuan
nilai yang mendasari ketakwaan. Menahan marah saja tanpa memaafkan
bukan ciri orang taqwa, tetapi ciri orang pendendam. Sikap menahan amarah
merupakan salah satu karakteristik orang bertakwa yang dijanjikan oleh Allah
SWT. sebagai penghuni syurga. Ini berarti bahwa ketakwaan seseorang dapat
dilihat dari kemampuannya menahan amarah yang dapat merugikan orang lain.
Orang yang mampu menahan amarah
berarti ia telah mampu meleburkan dirinya ke dalam diri orang lain dan membuang
jauh-jauh sifat egoisnya. Sejenak orang merasa lega setelah meluapkan amarahnya
seperti halnya penderita sakit kepala yang minum obat analgesik, dan marah
hanya dapat disembuhkan dengan memaafkan.
Dale Carnegie, seorang penulis
populer, saat menawarkan kiat untuk menghilangkan rasa cemas Dia berkata
: "Kita tidak cukup suci untuk mencintai musuh-musuh kita. Tapi,
demi kesehatan dan kebahagiaan kita, lupakan mereka dan maafkan
mereka !"
Memang sudah menjadi tabiat manusia,
tatkala hatinya disakiti, dia akan merasa sakit hati dan boleh jadi berujung
dengan kedendaman. Walaupun demikian, bukan berarti kita harus dendam setiap
kali ada yang menyakiti; Malah sebaliknya, jika kita didzalimi, maka do'akanlah
orang-orang yang mendzalimi itu agar bertaubat dan menjadi orang shaleh. Mampukah
kita melakukannya ? Sebetulnya sederhana sekali tekniknya, yaitu dengan cara
bertanya pada diri kita sendiri : apa sih yang paling diinginkan dari
sikap orang lain pada diri kita ketika kita berbuat salah ?
Kita sangat berharap agar orang lain
tidak murka kepada kita. Kita berharap agar orang lain bisa memberitahu
kesalahan kita dengan cara bijaksana. Kita berharap agar orang lain bisa
bersikap santun dalam menyikapi kesalahan kita. Kita sangat tidak ingin orang
lain marah besar atau bahkan mempermalukan kita di depan umum.
Kalaupun hukuman dijatuhkan, kita
ingin agar hukuman itu dijatuhkan dengan adil dan penuh etika. Kita ingin
diberi kesempatan untuk memperbaiki diri, kita juga ingin disemangati agar bisa
berubah. Kalau keinginan-keinginan ini ada pada diri kita, mengapa ketika orang
lain berbuat salah, kita malah mencaci maki, menghina, memvonis, memarahi,
bahkan tidak jarang kita mendzalimi ?
Nikmat Allah yang paling besar bagi
manusia setelah iman dan Islam adalah nikmat dikaruniai-Nya maaf atau ampunan.
Nikmat ini senantiasa diberikan Allah kepada setiap manusia, meski manusia
terus menerus melakukan perbuatan dosa. Namun tentunya dengan sebuah catatan,
bahwa manusia yang diberikan nikmat ini hanya manusia yang senantiasa menyadari
setiap perbuatan dosanya, dan utuk itu dia memohon maaf kepada Allah SWT. Oleh
karena itulah Allah kemudian memberi gelar diriNya Al-Afwu, Yang Maha Pemaaf.
Firman Allah :
اٍن تبدوا خيرا اًوتخفوه
اًوتعفوا عن سوء فاٍن الله كان عفوا قديرا
"JIka kamu menyatakan sesuatu kebaikan, menyembunyikan, atau
memaafkan sesuatu kesalahan (orang lain), maka sesungguhnya Allah Maha Pemaaf
lagi Maha Kuasa".
Lebih banyak kata pemaaf yang Allah
tujukan buat memperlihatkan kebesaran-Nya, namun demikian ada sebuah ayat dalam
Al-Qur'an yang menyeru kepada manusia untuk meniru salah satu sifat Allah
tersebut.
خدالعفوواًمربالمعروف واًعرض عن الجاهلين
"Jadilah engkau pemaaf dan
suruhlah orang mengerjakan yang makruf, serta berpalinglah dari orang-orang
yang bodoh".
الله اكبر الله اكبر الله
اكبر ولله الحمد
Hadirin Kaum Muslimin, Muslimat Jama’ah Idil Fitri Rahimakumullah
!
Memaafkan tidaklah mudah. Kata para
sufi, memaafkan harus dilatih terus menerus. Sifat pemaaf tumbuh karena
kedewasaan ruhani. Ia merupakan hasil perjuangan berat ketika kita mengendalikan
kekuatan di antara dua kekuatan, pengecut dan pemberang.
Sifat pemaaf menghiasi akhlak para
nabi dan orang-orang shaleh. Ruhani mereka telah dipenuhi sifat Allah Yang Maha
Pengampun (to err is human, but to forgive is divine). Maaf yang tulus lahir
dari perkataan yang tulus kepada orang lain. Karena itu untuk bisa memaafkan,
kita harus memusatkan perhatian kita kepada orang lain.
Kita harus beralih dari pusat ego
kepada posisi orang lain. Dari egoisme kepada altruisme, yang dalam Al-Qur'an
orang-orang altruis disebut sebagai orang-orang yang berbuat baik. Nabi
Muhammad SAW. sangat terkenal sebagai pemaaf; Beliau menyerahkan sorbannya
sebagai tanda maafnya kepada Wahsyi, yang telah membunuh pamanda tercinta,
Hamzah.
Suatu ketika ‘Ali bin Husein sedang
berwudhu, budaknya menjatuhkan wadah air ke atas kepalanya. Takut kalau sudah
menyakiti tuannya, budak itu menggumamkan ayatوالكاظنين اليظ “Orang-orang yang mampu mengen-dalikan amarahnya……….." Ali berkata, "Aku tahan
marahku". Budak itu melanjutkan, والعا فين عن الناس"...Dan orang-orang yang memaafkan orang lain…...." Lalu Ali berkata, "Aku
maafkan kamu." ٍSelanjutnya budak itu menyelesaikan
ayat seraya bergumam اٍن الله يحب المحسنين.... "Sesung-guhnya Allah mencintai orang-orang yang berbuat
baik". Ali pun berkata, "Aku merdekakan kamu".
Menahan marah, memaafkan, dan berbuat
baik harus dilakukan sekaligus. Allah menjelaskan bahwa ketiganya sebagai
karakteristik orang taqwa sebagaiman dalam firman-Nya :
والذين اٍذا فعلوا فاحشة
اًوظلموا اًنفسهم ذكرواالله فاستغفروا لذنوبهم ومن يغفرالذنوب اٍلا الله ولم
يصروا على ما فعلوا وهم يعلمون
"Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan
keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun
terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari
pada Allah? dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka
Mengetahui".
Di akhir khutbah ini, Khatib mengajak untuk merenungkan nasihat
Rasulullah SAW. kepada Abu Hurairah yang diriwayatkan oleh Imam Baihaqi sebagai
berikut :
يا أبا هريرة عليك بحسن
الخلق . قال أبوا هريرة رضي الله عنه وما حسن الخلق يا رسول الله ؟ قال : تصل من
قطعك ، وتعفو عمن ظلمك ، وتعطي من حرمك .
Wahai Abu Hurairah, Engkau harus berakhlaq mulia ! Abu Hurairah
bertanya, apakah yang dimaksud dengan akhlaq mulia itu wahai Rasul ? Nabipun
menjawab : Engkau hubungkan silaturrahim dengan orang yang memutuskannya dari
padamu, engkau ma’afkan orang yang berbuat zalim kepadamu, dan engkau beri
sesuatu orang yang mengharamkanmu.
Semoga ibadah kita di bulan Ramadhan tahun ini diterima oleh Allah
Rabbul ‘Alamin dan menjadi momentum bagi kita semua untuk bercermin diri,
bermuhasabah atas perilaku kita terhadap saudara-saudara kita selama ini.
Mudah-mudahan kita termasuk golongan orang-orang yang senantiasa terbuka
hatinya untuk menjalin, memelihara dan mempererat tali silaturrahim, demi
terwujudnya umat yang bersatu padu di bawah naungan rahmat dan maghfirah Allah
SWT.
Ya Allah, baguskanlah perangai dan tingkah laku kami; Jauhkanlah
kami dari perangai dan tingkah laku yang tercela. Amien ya Rabbal ‘Alamin.
بارك الله لي ولكم في القرآن العظيم ونفعني وإياكم
بما فيه من الآيات والذكر الحكيم وتقبل مني ومنكم تلاوته إنه هو السميع العليم ،
أقول قولي هذا أستغفرالله العظيم لي ولكم ولسا ئرالمسلمين والمسلمات ، إنه جواد
كريم رؤف رحيم
خطبة الثا نية
الله اكبر، الله اكبر، الله اكبر، الله اكبر، الله
اكبر، الله اكبر، الله اكبر، الله اكبر كبيرا والحمد لله كثيرا وسبحان الله بكرة
وأصيلا ، لا إله إلا الله وحده ، صدق وعده ، ونصر عبده ، وأعز جنده ، وهزم الأحجاب
وحده ، لا
إله إلا الله والله اكبر الله اكبر و لله الحمد
الحمد لله رب العالمين حمدا كثيرا طيبا مباركا فيه
، حمدا يوافي نعامه ويكا فئ مزيده ، يا ربنا لك الحمد ولك الشكر كما ينبغي لجلاله
الكريم وعظيم سلطانه ، أشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له ، وأشهد أن محدا عبده
ورسوله ، اللهم صل وسلم على رسوله الكريم سيدنا محمد وعلى آله وأصحابه وأمته ، أما
بعد : فيا عباد الله ، أوصيكم وإياي بتقوى الله وطاعته بامتثال أوامره واجتناب
نواهيه .
Hadirin Kaum Muslimin, Muslimat Jama’ah Idil Fitri Rahimakumullah
!
Tidak jarang meminta maaf lebih sulit
daripadamema’afkan. Bagi sebagian orang, meminta ma’af dianggap sebuah
perbuatan yang merendahkan harga dirinya. Tidak menyadari, bahwa meminta ma’af
adalah usaha penghapusan kesalahan pada manusia dan pengampunan dosa pada Yang
Maha Kuasa. Tentu kita tidak ingin menjadi hamba yang dijauhi manusia karena
sifat kita yang kikir dalam mema’afkan dan jauh dari Allah karena tidak meminta
ma’af atas kesalahan. Untuk itu, kita semua patut merenungkan dan sekaligus
mengamalkan do'a meminta ma’af Ali bin Husein dalam munajatnya kepada Allah
sebagai berikut :
- Ya Allah !
- Aku mohon ampun kepada-Mu;
- Dihadapanku ada orang yang didzalimi,
Aku tidak menolongnya;
- Kepadaku ada orang yang berbuat baik,
Aku tidak berterima kasih kepadanya;
- Orang bersalah meminta ma’af kepadaku,
Aku tidak mema’afkannya;
- Orang susah memohon bantuan kepadaku,
Aku tidak menghiraukannya;
- Ada orang yang kusakiti dan aku
bersalah kepadanya, Aku tidak meminta ma’af;
- Ada hak orang mukmin dan muslim dalam
diriku, Aku tidak memenuhinya;
- Tampak di depanku ‘aib orang muslim,
Aku tidak menutupinya;
- Dihadapkan kepadaku dosa, Aku tidak
menghindarinya;
- Ilahi !
- Aku mohon ampun dari semua kejelekan
itu dan yang sejenis dengan itu;
- Aku sungguh menyesal, biarlah itu
menjadi peringatan agar aku tidak berbuat yang sama sesudahnya.
قال الله تعالى في القرآن الكريم ، أعوذ با الله
من الشيطان الرجيم : إن الله وملائكته يصلون على النبي ، يا أيها الذين آمنوا صلوا
عليه وسلموا تسليما . اللهم صل وسلم وبارك على محمد ، وعلى آل محمد ، كما صليت
وسلمت وباركت على إبراهيم ، وعلى آل إبراهيم ، في العالمين إنك حميد مزيد .
اللهم
اغفر للمسلمين والمسلمات ، والمؤمنين والمؤمنات ، الأحياء منهم والأموات ، إنك
سميع قريب مجيب دعوات ، يا قاضي الحاجات . اللهم أنت ربنا لا إله إلا أنت خلقتنا
ونحن عبادك ونحن على عهدك ووعدك مااستطعنا ، نعوذ بك من شر ما صنعنا ، نبؤ لك
بنعمتك علينا ، ونبؤ بذنوبنا ، فاغفر لنا فإنه لا يغفر الذنوب إلا أنت . ربنا اغفر
لنا ذنوبنا ولوالدينا وارحمهما كما ربيانا صغارا . ربنا اغفر لنا ذنوبنا ولإخواننا
الذين سبقونا بالإيمان ، ولا تجعل في قلوبنا غلا للذين آمنوا ربنا إنك رؤف رحيم .
اللهم ألف بين قلوبنا المؤمنين والمؤمنات ، وثبت أقدامنا على دينك وعلى طاعتك
سبحانك إنا كنا من الظالمين . اللهم اجعلنا من الذين يفعلون ما أمرتنا به أن يوصل
من الآرحام ، ومن الذين أصلحوا بين إخوتهم المؤمنين . اللهم أصلح لنا ديننا الذي
هو عصمة أمرنا ، وأصلح لنا دنيانا التي فيها معاشنا ، وأصلح لنا آخرتنا التي إليها
معادنا ، واجعل الحياة زيادة لنا في كل خير ، واجعل الموت راحة لنا من كل شر .
ربنا آتنا في الدنيا حسنة وفي الآخرة حسنة وقنا عذاب النار، سبحان ربك رب العزة
عما يصفون وسلام على المرسلين والحمد لله رب العالمين . والسلام عليكم ورحمة الله
وبركاته
Tidak ada komentar:
Posting Komentar