Khutbah Idul Adha 1432 H
MASJID BAITUSHSHIDQI PKP DKI JAKARTA ISLAMIC SCHOOL
MENELADANI KISAH NABI
IBRAHIM A.S
Suheli, S.Pd.I
Ma’asyira Al Muslimin yang dirahmati Allah …
Kumandangkan takbir,
tahlil, tahmid dan tasbih sejak tadi malam sampai dengan saat ini, menambah
kekhusyuan dan keyakinan kita akan kebesaran dan kekuasaan Allah ‘azza ajalla, maka
di pagi nan cerah ini tiada kata yang pantas kita ucapkan selaian ungkapan rasa
syukur Alhamdulillah kehadirat-Nya, dengan meningkatkan ketaatan dan ketaqwaan
kita kepada Allah swt , karena sampai detik ini kita masih diberikan kesehatan,
panjang umur dan kesempatan, sehingga kita dapat berkumpul disalah satu rumah
Allah (baitim mim buyutillah) di Masjid Baitushshidqi Kampus Yayasan Pondok
Karya Pembengunan Jakarta Islamic School untuk menunaikan ibadah sholat Idul
Adha dengan khusyu dan tawadhu. Semoga rangkaian ibadah yang telah, yang sedang
dan yang akan kita laksanakan senantiasa
diterima dan mendapat ridho Allah swt.
Sholawat teriring salam semoga tercurah keharibaan pemimpin alam
baginda Nabi Besar Muhammad saw, kepada keluarga, sahabat dan segenap
pengikutnya yang senantiasa setia dan istiqomah dalam mengamalkan ajaran dan
sunnah-sunnahnya.
Pada kesempatan yang berbahagia ini dihari yang agung Hari Raya
‘Idul Adha atau ‘Idul Qurban, marilah bersama –sama, kita merenungi firman
Allah swt, sebagaimana yang tersebut di dalam Surat Al Shoofaat : 99- 111,
tentang kisah nabi Ibrahim as bersama putranya nabi Ismail as. Banyak pelajaran
yang bisa kita ambil dari kisah beliau, untuk kemudian kita jadikan bekal dan
contoh teladan di dalam mengarungi bahtera kehidupan ini.
Sungguh
sangat benar apa yang difirmankan Allah swt dalam surat Al-Mumtahanah ayat 4, Allah swt berfirman:
ôs% ôMtR%x. öNä3s9 îouqóé& ×puZ|¡ym þÎû zOÏdºtö/Î) tûïÏ%©!$#ur ÿ¼çmyètB ....ÇÍÈ
“Sesungguhnya telah ada suri tauladan yang baik bagimu pada diri Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengan-nya “ ( QS Al Mumtahanah : 4 )
“Sesungguhnya telah ada suri tauladan yang baik bagimu pada diri Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengan-nya “ ( QS Al Mumtahanah : 4 )
Diantara pelajaran yang bisa kita ambil dari
kisah nabi Ibrahim as. Adalah sebagai berikut :
Pelajaran Pertama :
tA$s%ur ÎoTÎ) ë=Ïd#s 4n<Î) În1u ÈûïÏökuy ÇÒÒÈ
“ Dan Ibrahim berkata:”Sesungguhnya aku pergi menghadap kepada
Rabb-ku, dan Dia akan memberi petunjuk kepadaku . “
( Q. S. Al Shofat : 99
Didalam ayat ini paling
tidak, ada empat hikmah atau pelajaran yang dapat kita diambil :
1.
Allah memerintahkan kita untuk berhijrah dan mencari tempat yang
kondusif untuk beribadah kepada Allah dan berdakwah di jalan-Nya. Nabi Ibrahim
as, setelah sekian tahun berdakwah pada kaumnya, ternyata yang didapat bukan
sambutan baik, akan tetapi cercaan, hinaan, bahkan usaha pembunuhan
terhadapnya, ia dipaksa untuk menceburkan diri ke dalam api yang sedang
menyala. Setelah Allah menyelematkan-nya, beliu diperintah untuk berhijrah ke
negri Syam, dalam hal ini Palestina, untuk melanjutkan gerakan dakwah.
2.
Allah memerintahkan kita untuk meluruskan niat hanya untuk
mencari ridha Allah di dalam setiap perbuatan.
3.
Allah memerintahan kita untuk membulatkan tekad di dalam
menempuh sebuah tujuan yang mulia.
4.
Allah memerintahkan kita agar senantiasa mengingat kematian,
karena bagaimanapun juga hebatnya seseorang di dunia ini, akhirnya akan kembali
juga kepada Allah swt . “ Inna Lillah wa
Inna Ilahi Roji’un “ Kita adalah milik Allah dan akhirnya kita
akan kembali kepada-Nya juga .
Ma’asyira Al Muslimin yang dirahmati Allah …
Pelajaran Kedua :
Éb>u ó=yd Í< z`ÏB tûüÅsÎ=»¢Á9$# ÇÊÉÉÈ
“ Ya Tuhanku, anugrahkanlah kepadaku
(seorang anak) yang termasuk orang-orang yang saleh “ ( Qs Al Shoffat : 100 )
Ada tiga hikmah
yang bisa diambil dari ayat ini :
1.
Kita harus menyakini bahwa hanya Allah saja yang menciptakan,
mengatur dan merawat alam semesta ini. Dan hanya Allah-lah yang menurunkan
rizki, memberikan keturunan, menurunkan hujan, yang menghidupkan dan yang mematikan,
memberikan kita sakit dan yang menyembuhkan. Nabi Ibrahim as menyakini hal itu
semuanya, oleh karenanya beliau memanggil Allah dengan kata « Rabb « yaitu Yang memelihara dan
Yang merawat .
2.
Setelah kita menyakini hal itu semua, maka wajib bagi kita, –
sebagai konsekwensi logis dari keyakinan tersebut – untuk tidak beribadah dan
meminta pertolongan kecuali kepada Allah swt. Di sini, kita dapatkan nabi
Ibrahim as tidak memohon kecuali kepada Allah agar dikarunia keturunan.
3.
Allah swt mengajarkan kepada kita adab berdo’a. Diantaranya
adalah hendaknya kita tidak meminta sesuatu kepada Allah swt di dalam kehidupan
ini, kecuali jika sesuatu tersebut mempunyai maslahat di dalam hidup kita di
dunia dan akherat secara bersama-sama. Kita lihat umpamanya nabi Ibrahim as,
tidak meminta keturunan kecuali keturunan yang sholeh, yaitu keturunan yang
akan meneruskan perjuangannya di dalam menyebarkan dan menegakkan ajaran Islam,
keturunan yang akan selalu berbakti kepada orang tua di saat masih hidup, dan
selalu mendo’akannya tatkala ia telah meninggal dunia. Ini sangat sesuai dengan
do’a yang tersebut di dalam Q.S. Al Baqarah : 200-201 :
..3 ÆÏJsù Ĩ$¨Y9$# `tB ãAqà)t !$oY/u $oYÏ?#uä Îû $u÷R9$# $tBur ¼ã&s! Îû ÍotÅzFy$# ô`ÏB 9,»n=yz ÇËÉÉÈ Oßg÷YÏBur `¨B ãAqà)t !$oY/u $oYÏ?#uä Îû $u÷R9$# ZpuZ|¡ym Îûur ÍotÅzFy$# ZpuZ|¡ym $oYÏ%ur z>#xtã Í$¨Z9$# ÇËÉÊÈ
“ Maka di antara manusia ada orang yang bendoa: “Ya Tuhan kami,
berilah kami (kebaikan) di dunia”, dan tiadalah baginya bahagian (yang
menyenangkan) di akhirat. Dan di antara mereka ada orang yang bendoa: “Ya Tuhan
kami, berilah kami kebaikan di
dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka. “ ( QS Al
Baqarah : 200-201 )
Begitu juga kita, seandainya meminta sesuatu kepada Allah ,
hendaknya meminta sesuatu yang ada manfaatnya di akherat kelak, seperti meminta
anak yang sholeh, harta yang barakah, ilmu yang bermanfaat, istri yang sholehah
dan seterusnya.
Ma’asyira
Al Muslimin yang dirahmati Allah …
Pelajaran Ketiga :
çm»tRö¤±t6sù AO»n=äóÎ/ 5OÎ=ym ÇÊÉÊÈ
“ Maka Kami beri dia khabar gembira dengan
seorang anak yang amat sabar “ . ( Qs Al Shoffat : 101 )
Ada dua
hikmah yang bisa diambil dari ayat di atas :
1. Kalau
kita sudah berdo’a secara sungguh-sungguh dan terus-menerus, tetapi Allah belum
mengabulkan-nya juga, kita tidak boleh putus asa, karena putus asa terhadap
rahmat Allah adalah sifat orang-orang yang tidak beriman.
Sebagaimana
firman Allah :
wur (#qÝ¡t«÷($s? `ÏB Çy÷r§ «!$# ( ¼çm¯RÎ) w ߧt«÷($t `ÏB Çy÷r§ «!$# wÎ) ãPöqs)ø9$# tbrãÏÿ»s3ø9$# ÇÑÐÈ
“ Dan jangan kamu berputus asa dari rahmat
Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang
kafir.”( QS Yusuf : 87 )
Nabi Ibrahim as sendiri tidak pernah putus asa dalam berdo’a,
walaupun puluhan tahun lamanya do’nya belum diterima oleh Allah , baru pada
masa tua-nya, do’a tersebut telah dikabulkan oleh Allah swt .
2. Kita
wajib mensyukuri nikmat Allah yang diberikan kepada kita, sekecil apapun nikmat
tersebut. Atau bahkan nikmat tersebut baru kita dapat di akhir hidup kita. Nabi
Ibrahim mencontohkan hal ini kepada kita, dia sangat bersyukur kepada Allah
atas nikmat yang diberikan kepada-nya berupa anak walaupun baru terkabulkan di
akhir umurnya. Beliau memuji Allah atas nikmat tersebut :
ßôJysø9$# ¬! Ï%©!$# |=ydur Í< n?tã Îy9Å3ø9$# @Ïè»yJóÎ) t,»ysóÎ)ur 4 ¨bÎ) În1u ßìÏJ|¡s9 Ïä!$tã$!$# ÇÌÒÈ
“ Segala puji bagi Allah yang telah
menganugerahkan kepadaku di hari tua (ku) Ismail dan Ishaq. Sesungguhnya
Tuhanku, benar-benar Maha Mendengar (memperkenankan) doa. “ ( QS Ibrahim : 39 )
Ma’asyira
Al Muslimin yang dirahmati Allah …
Pelajaran Keempat :
$¬Hs>sù x÷n=t/ çmyètB zÓ÷ë¡¡9$# tA$s% ¢Óo_ç6»t þÎoTÎ) 3ur& Îû ÏQ$uZyJø9$# þÎoTr& y7çtr2ør& öÝàR$$sù #s$tB 2ts? 4 tA$s% ÏMt/r'¯»t ö@yèøù$# $tB ãtB÷sè? ( þÎTßÉftFy bÎ) uä!$x© ª!$# z`ÏB tûïÎÉ9»¢Á9$# ÇÊÉËÈ
“ Maka tatkala anak itu sampai (pada umur
sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: “Hai anakku
sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah
apa pendapatmu!” Ia menjawab: “Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan
kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar” (
QS As Shofat : 102 )
Ada lima
hikmah yang bisa diambil dari ayat di atas :
1. Bahwa
kita tidak akan mendapatkan kebahagiaan dan keberhasilan di dalam kehidupan
dunia ini dan di akhirat nanti, kecuali jika kita mau mengorbankan apa yang
kita cintai .
Nabi Ibrahim as berhasil meraih predikat kholilullah ( kekasih Allah ),
karena telah mampu mengorbankan sesuatu yang dicintainya yang berupa anak demi
mencapai kecintaan kepada Allah swt.
Hal ini sesuai dengan firman Allah swt :
`s9 (#qä9$oYs? §É9ø9$# 4Ó®Lym (#qà)ÏÿZè? $£JÏB cq6ÏtéB 4 $tBur (#qà)ÏÿZè? `ÏB &äóÓx« ¨bÎ*sù ©!$# ¾ÏmÎ/ ÒOÎ=tæ ÇÒËÈ
« Kamu sekali-kali tidak sampai kepada
kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sebahagian harta yang kamu
cintai. Dan apa saja yang kamu nafkahkan maka sesungguhnya Allah mengetahuinya.
« ( QS Ali Imran : 92 )
2. Bahwa
kehidupan ini tidak kekal, dan banyak hal yang terjadi secara tiba-tiba di luar
perkiraan kita. Kadang, kita dapatkan dalam kehidupan dunia ini hal-hal yang
kita cintai justru malah cepat pergi dari kita, sebaliknya hal-hal yang kita
benci malah datang terus berganti kepada kita. Maka Allah menyebutkan
kesenangan dunia ini dengan kesenangan yang menipu ( mata’u
al ghurur ),
karena kesenangan dunia akan sirna bahkan berubah menjadi malapetaka, jika cara
mengolahnya tidak sesuai tuntunan Allah swt.
Sebagaimana
berfirman Allah swt :
…( È@sVyJx. B]øxî |=yfôãr& u$¤ÿä3ø9$# ¼çmè?$t7tR §NèO ßkÍku çm1utIsù #vxÿóÁãB §NèO ãbqä3t $VJ»sÜãm ( Îûur ÍotÅzFy$# Ò>#xtã ÓÏx© ×otÏÿøótBur z`ÏiB «!$# ×bºuqôÊÍur 4 $tBur äo4quysø9$# !$u÷R$!$# wÎ) ßì»tFtB Írãäóø9$# ÇËÉÈ
“ Seperti hujan yang tanam-tanamannya
mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat
warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang
keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak
lain hanyalah kesenangan yang menipu.” ( QS Al Hadid : 20 )
3. Perlu
diingat juga, bahwa tidak setiap perkara yang kita benci pasti membawa mudharat
bagi kehidupan kita. Terkadang yang terjadi adalah sebaliknya, musibah yang
kita anggap akan mendatangkan malapetaka, ternyata malah membawa kita kepada
kesuksesan besar di dalam hidup ini.
Kita
lihat umpamanya, yang dialami oleh nabi Ibrahim as, ketika diperintahkan Allah
swt untuk meninggalkan istri dan anaknya yang masih kecil di tengah padang
pasir, yang tidak ada tumbuh-tumbuhan dan air. Sebagai manusia, tentunya nabi
Ibrahim tidak ingin mengerjakan hal tersebut kalau bukan karena perintah Allah
swt. Sesuatu yang tidak dikehendaki nabi Ibrahim tersebut, ternyata telah
menjelma menjadi sebuah ibadah haji yang dikemudian hari akan diikuti berjuta
–juta manusia, dan dari peristiwa itu juga, keluarlah air zam-zam yang dapat
menghidupi jutaan orang dan bisa menyembuhkan berbagai penyakit. Begitu juga,
ketika nabi Ibrahim as. diperintahkan untuk menyembelih anaknya Ismail, yang
sangat dicintainya. Setiap orang yang masih mempunyai hati nurani yang sehat,
tentu sangat tidak senang jika diperintahkan menyembelih anaknya sendiri. Tapi
apa akibatnya ? Ketika kedua-duanya pasrah, Allah membatalkan perintah tersebut
dan menggantikannya dengan kambing. Dari peristiwa ini, akhirnya umat Islam
diperintahkan untuk berkurban setiap datang hari raya Idul Adha. Memang, kadang
sesuatu yang kita benci, justru adalah kebaikan bagi kita sendiri.
Allah
berfirman ;
.. #Ó|¤tãur br& (#qèdtõ3s? $\«øx© uqèdur ×öyz öNà6©9 ( #Ó|¤tãur br& (#q6Åsè? $\«øx© uqèdur @° öNä3©9 3 ª!$#ur ãNn=÷èt óOçFRr&ur w cqßJn=÷ès? ÇËÊÏÈ
“ Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik
bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk
bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.( QS Al Baqarah : 216 )
4. Bahwa
dalam menghadapi ujian kehidupan dunia ini, kita harus sabar dan tawakkal,
serta menyerahkan diri kepada Allah swt, sebagaimana yang dicontohkan nabi
Ibrahim ketika diperintahkan untuk menyembelih anaknya sendiri. Berbeda dengan
orang –orang yang tidak beriman dan tidak mempunyai keyakinan kepada janji-janji
Allah swt, mereka akan goncang dan stress jika kehilangan sesuatu yang sangat
dicintainya, apalagi anaknya satu-satunya yang sedang beranjak dewasa.
Data
dari Badan Kesehatan Dunia ( WHO ) menyebutkan bahwa 800 ribu orang dari
penduduk dunia setiap tahunnya melakukan tindakan bunuh diri, 80 % nya
disebabkan karena stress dan tidak kuat di dalam menghadapi berbagai
problematika yang menimpa dirinya. Problematika –problematika tersebut berkisar
pada masalah keluarga, pernikahan, anak, studi, pekerjaan dan lain-lainya. Dan
menurut data tersebut, fenomena semacam ini paling banyak didapati di
negara-negara maju, seperti Denmark, Norwegia, Perancis. Di Amerika Serikat
sendiri didapatkan bahwa setiap 20 menit telah terjadi kasus bunuh diri,
artinya setiap hari sebanyak 75 orang bunuh diri.
5. Kesenangan
dunia yang diberikan Allah kepada kita, jangan sampai melalaikan kita dari
beribadat kepada-Nya. Dalam rangka itulah, Allah swt setelah memberikan karunia
anak yang sholeh kepada nabi Ibrahim as, dan pada saat anak tersebut beranjak
menjadi dewasa, Allah swt hendak menguji nabi Ibrahim as, apakah anak yang
telah lama dinanti-nantikan tersebut, yang telah lama dirawat dan didiknya
sehingga menjadi dewasa dan sangat menyejukkan hati orang tuanya itu.. apakah
akan melalaikannya dari ibadat dan taat kepada Allah swt ?
Disinilah
nabi Ibrahim as diuji. Apakah dia lebih mencintai anak atau mencintai Allah swt
? Ternyata nabi Ibrahim as, secara baik telah mampu melewati ujian tersebut. Ia
telah menempatkan kecintaannya kepada Allah di atas segala-galanya. Dia segera
melaksanakan perintah Allah swt untuk menyembelih anaknya, dia sangat menyakini
bahwa setiap yang diperintahkan Allah akan selalu berakibat baik. Sebaliknya,
kalau dia tetap lebih mencintai anaknya dan melalaikan perintah Allah swt,
niscaya dia termasuk orang –orang yang merugi.
Allah
swt berfirman :
$pkr'¯»t tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä w ö/ä3Îgù=è? öNä3ä9ºuqøBr& Iwur öNà2ß»s9÷rr& `tã Ìò2Ï «!$# 4 `tBur ö@yèøÿt y7Ï9ºs y7Í´¯»s9'ré'sù ãNèd tbrçÅ£»yø9$# ÇÒÈ
“ Hai orang-orang beriman, janganlah hartamu
dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barangsiapa yang berbuat
demikian maka mereka itulah orang-orang yang merugi. “ ( QS Al Munafiqun : 9 )
Ma’asyira
Al Muslimin wal Muslimat yang dirahmati Allah …
Pelajaran kelima :
!$£Jn=sù $yJn=ór& ¼ã&©#s?ur ÈûüÎ7yfù=Ï9 ÇÊÉÌÈ
“ Tatkala keduanya telah berserah diri dan
Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipis(nya), (nyatalah kesabaran keduanya ).
“ ( Q. S. Al Shofat :103 )
Seorang hamba yang sabar ketika diuji oleh Allah swt, dan taat
dengan segala perintahnya, serta pasrah dengan hukum-hukum-Nya, niscaya akan
mendapatkan balasan yang stimpal di dunia ini dan di sisi Allah pada hari akhir
nanti.
Diantara balasan yang diberikan Allah kepada nabi Ibrahim as,
adalah sebagai berikut :
1. Mendapat
pujian dan predikat dari Allah sebagai orang berbuat baik dan tergolong
orang-orang yang muhsinin . Allah berfirman :
çm»oY÷y»tRur br& ÞOÏdºtö/Î*¯»t ÇÊÉÍÈ ôs% |Mø%£|¹ !$töä9$# 4 $¯RÎ) y7Ï9ºxx. ÌøgwU tûüÏZÅ¡ósßJø9$# ÇÊÉÎÈ
“ Dan Kami panggillah dia: “Hai Ibrahim “ .
sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu .
sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat
baik.( Qs As Shofat : 104-105 ).
2. Mendapatkan
rizqi yang melimpah.
Allah
berfirman :
çm»oY÷ysùur ?xö/ÉÎ/ 5OÏàtã ÇÊÉÐÈ
“ Dan Kami tebus anak itu dengan seekor
sembelihan yang besar. “( Qs As Shofat : 107)
Nabi Ibrahim as, setelah pasrah penuh kepada
perintah Allah, maka Allah memberikannya rizki berupa kambing kurban. Kita,
kaum muslim in jika mengikuti langkah nabi Ibrahim di atas, niscaya akan
mendapatkan rizki yang melimpah juga, seperti kesehatan, kemudahan, kelancaran
dalam urusan-urusan, anak yang sholeh, keberhasilan studi, kemudahan di dalam
mendapatkan pekerjaan dan lain-lainnya.
3. Nama dan perjuangannya dikenang oleh generasi selanjutnya
Allah berfirman :
$oYø.ts?ur Ïmøn=tã Îû tûïÌÅzFy$# ÇÊÉÑÈ
“ Kami abadikan untuk Ibrahim itu (pujian yang
baik) di kalangan orang-orang yang datang kemudian. “ ( Qs As Shofat : 108 ).
Perjuangan dan ketabahan nabi Ibrahim telah
diabadikan dalam Al Qur’an yang akan dibaca kaum muslimin hingga hari kiamat,
dan ditulis dengan tinta emas di dalam buku-buku sejarah. Dengan sikap pasrah
terhadap perintah Allah, akhirnya nabi Ibrahim menjadi panutan umat sepanjang
zaman.
4. Allah akan melimpahkan rahmat dan kedamaian serta keselamatan di
dalam kehidupannya . Allah berfirman :
íN»n=y #n?tã zOÏdºtö/Î) ÇÊÉÒÈ “
yaitu Kesejahteraan dilimpahkan atas Ibrahim. “( Qs As Shofat : 109 )
Selain itu, generasi selanjutnya juga akan
selalu mendoakannya. Paling tidak, lima kali sehari kaum muslimin mendo’akan
keselamatan atas nabi Ibrahim dan keluarga serta keturunannya, tepatnya di
akhir sholat dalam membaca tasyahud akhir, kita diperintahkan membaca sholawat
kepada nabi Ibrahim a.s.
Ma’asyira
Al Muslimin yang dirahmati Allah …
Inilah diantara keteladanan Nabi Ibrahim as
yang telah Allah abadikan didalam firman-Nya, sebagai ibroh/pelajaran untuk
kita teladani dan amalkan. Semoga kita dapat mengambil hikmah dan
mengamalkannya di dalam kehidupan kita sehari-hari amin.
Untuk mengakhiri khutbah ini, marilah kita
bersama-sama memohon dan berdo’a kepada Allah swt, semoga Allah menganugrahkan
kepada kita umur dan rizki yang berkah, ilmu yang bermanfaat, istri dan
keturunan yang sholihin dan sholihat dan mudah-mudahan tahun ini kita dapat
berqurban dan kita yang belum berhaji semoga dapat memenuhi panggilan Allah
untuk menunaikan ibadah haji kebaitulloh Makkatul Mukarromah dan dapat
berziarah kemakam baginda Nabi Besar Muhammad saw di Madinatul Munawwaroh. Amin
yaa robbal alamin.
Mari sejenk kita tundukkan
kepala, kita sadarkan diri dan kita angakat kedua tangan kita untuk memohon dan
berdo’a kehadirat Allah swt.
اللَّهُمَّ صَلِّ وسَلِّمْ عَلَى
سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى
سَيِّدِنا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنا إِبْرَاهِيْمَ، وَبَارِكْ عَلَى
سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى
سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنا ِبْرَاهِيْمَ، فِي العَالَمِيْنَ
إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ،
وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنْ خُلَفَائِهِ الرَّاشِدِيْنَ، وَعَنْ أَزْوَاجِهِ
أُمَّهَاتِ المُؤْمِنِيْنَ، وَعَنْ سَائِرِ الصَّحَابَةِ أَجْمَعِيْنَ، وَعَنْ
المُؤْمِنِيْنَ وَالمُؤْمِنَاتِ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ، وَعَنَّا مَعَهُمْ
بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ. اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ
وَالْمُؤْمِنَاتِ، وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ،
الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ
الدُّعَاءِ
اللَّهُمَّ اجْعَلْ جَمْعَنَا هَذَا
جَمْعًا مَرْحُوْمًا، وَاجْعَلْ تَفَرُّقَنَا مِنْ بَعْدِهِ تَفَرُّقًا
مَعْصُوْمًا، وَلا تَدَعْ فِيْنَا وَلا مَعَنَا شَقِيًّا وَلا مَحْرُوْمًا اللَّهُمَّ
إِنَّا نَسْأَلُكَ الْهُدَى وَالتُّقَى وَالعَفَافَ وَالغِنَى. اللَّهُمَّ
إِنَّا نَسْأَلُكَ أَنْ تَرْزُقَ كُلاًّ مِنَّا لِسَانًا صَادِقًا ذَاكِرًا، وَقَلْبًا
خَاشِعًا مُنِيْبًا، وَعَمَلاً صَالِحًا زَاكِيًا، وَعِلْمًا نَافِعًا رَافِعًا،
وَإِيْمَانًا رَاسِخًا ثَابِتًا، وَيَقِيْنًا صَادِقًا خَالِصًا، وَرِزْقًا
حَلاَلاًَ طَيِّبًا وَاسِعًا، يَا ذَا الْجَلاَلِ وَالإِكْرَامِ، اللَّهُمَّ
أَعِزَّ الإِسْلاَمَ وَالْمُسْلِمِيْنَ، وَوَحِّدِ اللَّهُمَّ صُفُوْفَهُمْ،
وَأَجْمِعْ كَلِمَتَهُمْ عَلَى الحَقِّ، وَاكْسِرْ شَوْكَةَ الظَّالِمِينَ، وَاكْتُبِ
السَّلاَمَ وَالأَمْنَ لِعِبادِكَ أَجْمَعِينَ
اللَّهُمَّ رَبَّنَا احْفَظْ أَوْطَانَنَا وَأَعِزَّ سُلْطَانَنَا وَأَيِّدْهُ
بِالْحَقِّ وَأَيِّدْ بِهِ الْحَقَّ يَا رَبَّ العَالَمِيْنَ. اللَّهُمَّ رَبَّنَا
اسْقِنَا مِنْ فَيْضِكَ الْمِدْرَارِ، وَاجْعَلْنَا مِنَ الذَّاكِرِيْنَ لَكَ
في اللَيْلِ وَالنَّهَارِ، الْمُسْتَغْفِرِيْنَ لَكَ بِالْعَشِيِّ وَالأَسْحَارِ
في اللَيْلِ وَالنَّهَارِ، الْمُسْتَغْفِرِيْنَ لَكَ بِالْعَشِيِّ وَالأَسْحَارِ
اللَّهُمَّ أَنْزِلْ عَلَيْنَا مِنْ بَرَكَاتِ السَّمَاء وَأَخْرِجْ لَنَا
مِنْ خَيْرَاتِ الأَرْضِ، وَبَارِكْ لَنَا في ثِمَارِنَا وَزُرُوْعِنَا وكُلِّ
أَرزَاقِنَا يَا ذَا الْجَلاَلِ وَالإِكْرَامِ.
رَبَّنَا لا تُزِغْ قُلُوْبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا، وَهَبْ لَنَا مِنْ
لَدُنْكَ رَحْمَةً، إِنَّكَ أَنْتَ الوَهَّابُ.
رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الخَاسِرِيْنَ.
رَبَّنَا آتِنَا في الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الخَاسِرِيْنَ.
رَبَّنَا آتِنَا في الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
عِبَادَ
اللهِ :إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالإِحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي القُرْبَى
وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ
تَذَكَّرُوْنَ
Tidak ada komentar:
Posting Komentar